Dokumentasi

[Repost] Pekanbaru (Umrinews) – Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau (FMIPA Kes. Umri) menggelar Lokakarya bertajuk Penyusunan Kurikulum Program studi (Prodi) Sarjana Farmasi dengan menghadirkan Dr. Apt. Tiana Milanda, M.Si., dari Universitas Padjadjaran sebagai Narasumber Utama, yang dilaksanakan pada Selasa (30/5/2023) pagi bertempat di Hotel Pangeran – Pekanbaru.

Hadir dalam kegiatan tersebut Dekan Fakultas MIPA Kesehatan UMRI Prasetya, M.Si., perwakilan dari  Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, PD IAI Provinsi Riau, BPOM Kota Pekanbaru, PT. Nusantara Beta Farma (Industri Farmasi), dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa Farmasi UMRI.

Kegiatan Lokakarya dibuka secara langsung Wakil Rektor I UMRI Bidang Akademik Dr. Wirdati Irma, S.Pd., M.Si., yang menyampaikan perlunya dilakukan penyusunan kurikulum untuk perbaikan dan kemajuan bagi dunia farmasi serta pendidikan. “Lokakarya terkait dengan kurikulum ini sangat diperlukan agar dunia farmasi dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kesehatan masyarakat serta stakeholder, oleh karenanya diperlukan penyesuaian kurikulum,” ujar Irma.

Dalam pemaparannya, Dr. Apt. Tiana Milanda, M.Si., menitikan beratkan pada pengembangan visi keilmuan, khas atau keunikan prodi farmasi yang disesuaikan dengan perkembangan kebijakan IAI, Pemerintah, Ilmu Farmasi, dan kebutuhan stakeholder. Ia juga membahas tentang perlunya penyusunan profil lulusan dan capaian pembelajaran, semua hal ini menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum.

Perwakilan IAI Provinsi Riau, menyampaikan bahwa studi apoteker di Provinsi Riau hanya ada 1 dan mayoritas bergender wanita, dengan tingkat peneyebarannya kebanyakan di Kota Pekanbaru. Guna mengantisipasi ini, sebaiknya dunia pendidikan memberikan beasiswa sehingga dapat merekrut calon Apoteker yang sesuai spesifikasi (yang pioner). Hal terkait juga mengenai kurikulum yang mengarah pada Farmasi klinis dan Manajemen Farmasi.

Sedangkan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, menyebutkan di Pemerintahan saat ini membutuhkan banyak Apoteker khususnya di Puskesmas. Pelayanan farmasi masih dilakukan bukan oleh orang farmasi. Saat ini kami sangat membutuhkan orang Apoteker dan memikili skil dan manajemen farmasi guna perencanaan, pengelolaan, dan lain sebagainya terkait dengan farmasi.

Perwakilan dari BPOM Pekanbaru menitikberatkan pada persoalan manajemen, dimana hendaknya seorang aptoteker harus memahami seluk beluk tentang farmasi melalui program magang.  

Pada kesempatan yang sama, dari Dunia Industri yang diwakili PT. Nusantara Beta Farma, mengatakan dunia industri farmasi saat ini masih berpeluang besar, untuk itu pengembangan dan penguatan Sumberdaya yang memiliki kompetensi farmasi khsususnya dibidang teknologi farmasi, formulasi dan alat kesehatan. (Nurwalidaini)

By Admin FMIPAKES

admin fakultas mipa dan kesehatan universitas muhammadiyah riau