Kehamilan tidak diinginkan adalah buah modernitas Kehamilan tidak diinginkan  menjadi fenomena yang tak lagi mengejutkan, akibat semakin
banyaknya perempuan muda yang mengalaminya.
Entah karena hubungan seks bebas tanpa alat kontrasepsi, menjadi
korban perkosaan atau pasangan muda yang baru menikah dan tak ingin
menambah jumlah anak. Tak terhitung lagi berapa jumlah bayi baru lahir yang dibuang oleh ibunya, baik dalam keadaan hidup atau mati, karena
kehamilan tidak diinginkan. Sebenarnya, kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi di dalam pernikahan karena kegagalan dalam penggunaan alat kontrasepsi yang menjadi penyebabnya. Namun yang menjadi persoalan adalah KTD yang terjadi pada remaja.

Kenapa KTD bisa terjadi pada remaja?
Sekarang ini pergaulan remaja sangat luas, pertemanan tidak hanya
berada di lingkungan rumah atau sekolah saja. Pergaulan yang tidak
terjaga atau kurang sehat dapat menyebabkan pergaulan bebas seperti
seks bebas yang bisa menjadi faktor utama terjadinya KTD Atau akibat
dari korban pemerkosaan, terkadang perempuan yang menjadi korban
pemerkosaan mengalami kasus KTD

Mengapa remaja paling beresiko?

Remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju
dewasa. Perkembangan remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan sosial
dan pola lingkungan masyarakat. Masa remaja adalah masa terjadinya
pencarian jati diri, sehingga pengaruh lingkungan yang tidak baik akan
mempengaruhi dan kurangnya informasi yang benar menyebabkan
permasalahan remaja termasuk KTD. Adanya ketidakstabilan emosi,
serta sikap menentang dan menantang orang tua bisa menjadi salah satu
factor pendukungnya. Pergaulan bebas dengan gaya pacaran yang ke barat baratan memicu munculnya prilaku seks bebas. SEKS bebas kian marak dan dianggap lazim meski sudah jelas menyalahi norma.
Padahal, ada ancaman di balik seks bebas itu. Misalnya penularan penyakit seksual. Namun, bahaya seks bebas bukan dari segi kesehatan saja. Sebab, perilaku itu juga dapat menyebabkan depresi dan bahkan memunculkan pikiran untuk bunuh diri.

“Untuk mengurangi angka KTD atau kehamilan tidak di inginkan yaitu
dengan cara mengurangi seks bebas, seks bebas dapat dicegah melalui seks edukasi yang diberikan sejak dini.”Pendidikan seks (sex education)
adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang
jelas dan benar. Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan,
kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan
aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan Seks (sex education) adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini mencakup mulai dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan Penurunan KTD Menghindari SEKS Bebas Seks Education alat kelamin itu pada wanita dan pada laki-laki. Tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah perkimpoian, kehamilan dan
sebagainya.

By Prodi D. III Keperawatan UMRI

Visi Prodi D. III Keperawatan yang sinergi dengan Visi UMRI yaitu membentuk lulusan yang bermarwah dan bermartabat